
Maniakmotor – Belakangan, perdebatan terkait aerodinamis motor yang membuat para pembalap sulit untuk menyalip jadi salah satu hal yang hangat dibahas.
Pasalnya di kejuaraan sebelah (F1), hal itu benar-benar terasa. Karena aerodinamis yang terpasang di kendaraan akan menciptakan ‘dirty air’.
Dengan adanya dirty air ini, angin yang dilewati kendaraan menjadi acak adut, sehingga pengendara di belakang menjadi sulit untuk mendahului.
Kendati aerodinamis di MotoGP juga menciptakan dirty air tersebut, namun Francesco Bagnaia membantah dengan argumentasinya yang cukup bisa dipertahankan.
“Tentu, aerodinamika menciptakan lebih banyak turbulensi dan juga harus dikatakan bahwa kami selalu mencapai batas, jadi dalam situasi ini sangat mudah melebar dan membuat kesalahan,” ucap Francesco Bagnaia.
“Pada saat yang sama, jika Anda lebih cepat, Anda tidak memiliki masalah, seperti yang ditunjukkan oleh Rins yang start terakhir di Portimao dan finis keempat, atau saya sendiri yang start terakhir dan finis kedelapan. Omongan saya juga didukung Quartararo yang sependapat,” sambung Bagnaia.
Tak berhenti di sana, Francesco Bagnaia bahkan bisa start dari posisi ke-9 dan menang di Sirkuit Rumahnya, Mugello.
Tentu saja argumentasinya semakin kuat, terkait aerodinamis tidak terlalu mempengaruhi hasil yang ada.
“Singkatnya, jika Anda memiliki potensi, Anda dapat mengatasinya,” pungkasnya.
Dengan liburan musim panas yang hampir berakhir, paruh kedua musim 2022 yang penting menanti Bagnaia untuk kembali menantang kejuaraan dunia yang sedang didominasi Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro.
Meski Johann Zarco satu tempat di depan pembalap Italia itu di klasemen, harapan juara Ducati tetap ada di pundak Bagnaia.
Mari kita tunggu, dan lihat dari GP Silverstone mendatang.
Raider
BACA JUGA
‘Meleyot’ di Yamaha, Andrea Dovizioso Menyesal Tinggalkan Aprilia?