
Maniakmotor – Urusan perduniawian Mx King, Bima Aditya dari tim Ziear Racing yang membela bengkel The Strokes 55 itu sudah sangat tenar. Boleh dikatakan mesinnya selalu padu entah di Oneprix, ARRC, dan kembali terbukti pada Yamaha Sunday Race seri pertama, 19-20 Agustu 2023 di Mandalika.
“Saya dapat banyak data dari Asia (ARRC), jadi hanya tinggal dikembangkan. Makanya, hal pertama yang saya ubah adalah suspensi mengingat ban yang berbeda (di YSR pakai Pirelli),” ujarnya.
Caranya gampang bro, hanya mengatur preload alias per yang ada di motor. Kunci untuk mengencangkan dan merenggangkan ini ada yang khusu untuk sokbreker, dan kali ini diputar ke kiri agar lebih kendur menurut mekanik yang dulunya pembalap road race tahun 2000-an itu.
Nah, Dalam sektor mesin, Bima Aditya memilih untuk menggunakan konrod alias stang seher yang dipasok oleh 4s1m. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan bahwa di YSR, ia memiliki kebebasan penuh untuk mengganti stang seher sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya. Hal ini memberikan fleksibilitas yang sangat penting dalam pengembangan mesin, memungkinkan Bima Aditya untuk menyesuaikan performa dan karakteristik mesin sesuai dengan tujuannya.
Apalagi menurutnya, Mandalika itu adalah sirkuit yang punya karakter rpm tinggi tapi ada sektor yang membutuhkan putaran tengah. Tepatnya di 2 tikungan terakhir ketika memasuki akhir-akhir putaran, dan motor diminta untuk punya tarikan yang lebih responsif untuk merebut posisi.
Dalam menyeimbangkan dengan stang seher 4s1m yang lebih enteng dari orisinil PT.YIMM ada sedikit perubahan para camshaft alias kem atau bahasa bakunya noken as. Rupanya Bima membuat lift yang lebih tinggi dari pada biasanya, yang pastinya agar bbm lebih banyak masuk ke ruan bakar.
“Lift ini ada di angka 9,1-9,3an, itu disesuaikan karena menggunakan rocker arm yang berbeda dari punya Asia itu,” ujar Bima Aditya, yang mana kalau menggunakan rumus Alexander Graham Bell, bisa dipastikan angka diameter klep ada di angka 30,3mm sekian hingga 31mm.
“Tambahan lagi dengan total durasi 270an derajat,” kata Bima. Boleh diperkirakan kem ex membuka di 57-60 derajat TMB, menutup di angka 33-30 derajat TMA. Dan kalau diperkirakan juga LSAnya pasti lebih lebar dari standard, karena sesuai dengan karakter mesin yang harus terus punya tenaga di putaran atas untuk menaklukkan Mandalika, (CMIIW).
Adapun perbedaan signifikan lain terdapat di bagian gigi rasio. Bima mengaku lebih meringankan gigi 2-3 dibandingkan ARRC tadi yang memang tetap mengunakan konrod pabrikan.
Dan terakhir, ada part mesin yang juga masih di bagian Head, tapi masih menjadi rahasia dari Bima Aditya. Rupanya per klep milik Bima Aditya dibuat salah satu pengrajin per klep asal Bekasi.
“Iya mas saya pesan dari dia, dan memang dia itu pengrajin per. Entah per klep, per kopling, semua lengkap. Tapi belum bisa saya bocorkan karena masih menjadi rahasia bumbu dapur, hehe,” pungkasnya. Waduh, bro mekanik yang penasaran langsung saja hubungi mas Bima kalau mau tahu ya, hehe.
Pantesan ngacir terus entah di ARRC atau YSR, mantap deh! gimana apakah sudah paham settingan motor Bima Aditya? Raider