
Maniakmotor – Selain seorang runner up kejuaraan dunia Moto3 di tahun 2019, Aron Canet adalah pembalap Moto2 yang akrab dengan tato di sekujur tubuhnya.
Tato itu juga sudah ada sejak ia masih duduk di kelas Moto3, dan membuat dirinya banyak dapat stigma yang enggak-enggak.
Karena tato itu, ia pernah ditolak dari berbagai tim Moto2. Murni karena penampilan dari luar alias tato yang dimilikinya.
Itu lah yang membuatnya selalu hadir dengan dasi kayu saat mendapatkan podium. Ia ingin membuktikan bahwa penampilan bukanlah segalanya.
“Dasi kupu-kupu adalah pesan untuk orang-orang tertentu di dalam dan di luar paddock yang membicarakan saya hanya kerena saya memiliki tato,” ujar Aron Canet.
“Mereka membicarakan diri saya secara diskriminatif. Padahal anda bukan orang yang lebih baik atau lebih buruk jika Anda memiliki tato,” kata pembalap yang nyusruk di MotoGP Motegi itu.
Rupanya, awal kemunculan dasi kupu-kupu ia temukan pada GP Mugello 2021, ketika saat itu banyak tim-tim yang tengah memandang Canet dengan mata sebelah.
“Saya meletakkannya di podium setelah Mugello 2021. Saat itu kami sedang dalam pembicaraan dengan beberapa tim dari berbagai kategori: beberapa menolak saya karena saya memiliki tato,” ujarnya.
“Di luar paddock, saya dituduh melakukan hal-hal yang tidak saya ketahui, karena citra tato saya. Saya pikir saya telah menunjukkan di tahun-tahun Kejuaraan Dunia ini bahwa saya bisa naik podium dengan dan tanpa dasi kupu-kupu. Kami dapat memberikan gas yang sama dengan tato atau tanpa,” pungkasnya.
Raider
BACA JUGA
Paolo Ciabatti Berpikir Keras untuk Sprint Race, Pikirkan Maintanance 16 Motor Ducati