
Maniakmotor – Semakin banyak teknologi ‘kreatif’ dan modern di MotoGP saat ini, membuat Honda akhirnya angkat bicara.
Melihat berbagai perkembangan motor dari aerodinamis, elektronik, dan lainnya Honda mengatakan bahwa modernisasi sudah semakin jauh dan mulai tak terkontrol.
Menurut Honda, semakin banyak pembalap MotoGP yang komplain mengenai masalah menyalip. Pasalnya, teknologi-teknologi baru membuat jarak antara pabrikan, sehingga manuver mendahului makin “ribet” atau “rumit” dan yang jelas tambah sulit.
Tidak berhenti di sana, bahkan mereka berkata bahwa MotoGP jadi ‘kurang seru’ dan ‘kurang aksi’ seiring dengan berkembangnya teknologi. “Aksi” di sini bukan aksi high side, yang sering terjadi di pabrikannya. Namun, pertarungan perebutan posisi sampai last lap.
“Musim ini situasinya semakin buruk sampai menyalip menjadi semakin sulit. Penggunaan teknologi baru macam perubahan aerodinamis dan alat perubah tinggi motor demi mengefisiensikan akselerasi, membuat menyalip menjadi lebih susah,” kata Repsol di blog tulisannya.
Di Artikel tersebut Repsol mengatakan, fairing aerodinamis juga membuat motor lebih susah dibawa dan sangat memakan kekuatan lengan sehingga banyak pembalap yang menghadapi masalah arm pump.
“Spoiler dan alat-alat baru lainnya menambah beban pada pembalap karena motor melaju semakin kencang, sehingga mengendarai motor membutuhkan tenaga fisik yang luar biasa,” ujarnya.
Sebelumnya narasi juga sudah digaungkan para fans MotoGP dan pengamat. Kini salah satu sponsor terbesar MotoGP, Repsol yang buka mulut.
Jelas jika Repsol sampai angkat bicara mengenai topic tersebut, artinya pihak Repsol sudah memberikan pesan ke Dorna berupa artikel blog yang dapat dibaca para pengikutnya.
Repsol menginginkan iklim balap yang seimbang, tidak berat sebelah atau pada satu pihak. Mereka kembali merujuk pada perkembangan MotoGP secara historikal.
Seperti pada 2009, ketika tim-tim diwajibkan untuk memakai merk ban yang seragam dan 2015 dengan peraturan ECU yang tadinya bebas setiap pabrikan jadi harus seragam. Semua itu dibuat agar balapan seimbang dan tidak ada yang overpowered dan menghasilkan tontonan yang menarik dan tidak sayu-sayu.
Namun sayangnya keseimbangan tersebut mulai rusak lagi seiring berkembangnya teknologi yang diinovasikan berbagai tim di MotoGP.
Atau semakin kencangnya motor MotoGP dengan kemampuan pengereman yang semakin dekat dan akselerasi yang juga semkain kuat, membuat maneuver menyalip menjadi sangat sulit dilakukan dengan aman.
Sampai ini, pesan Repsol sudah jelas, Teknologi semakin merusak tontonan di MotoGP. Sama seperti F1 ketika mobil-mobilnya melaju sangat kencang tetapi tontonan yang dihasilkan sangatlah membosankan. Malah jadi seperti balapan endurance.
Analisa Repol ini tentu saja tidak keliru, karena berupa pendapat dan merupakan artikel ilmiah berisikan argumentasi.
Kendati demikian, pendapat ini belum tentu disetujui pabrikan lainnya. Pasalnya Repsol Honda memang tidak memiliki pembalap yang bisa membawa motornya, selain Marc Marquez.
Walau bersifat kritikan, klaim ini bisa disamakan seperti bendera putih dari pabrikan Jepang itu. Benarkah demikian? Bagaimana menurut bro dan sister.
BONE
Edit: MM
BACA JUGA
Tragis! Isle of Man TT Kembali Rebut Nyawa, Ayah dan Anak Tewas di Balapan
Prediksi Bursa Pembalap 2023, Pol Espargaro di Antara 2 Pilian! KTM atau LCR?
Jelang Race 1 WSBK Misano, Jonathan Rea Jiper? Sebut Ducati akan Lebih Kencang di Sirkuit di Misano