
Bahkan “Front Ride Height Device”, yang secara mengejutkan dibawa oleh Gigi Dall’Igna di awal musim 2022, segera ditolak oleh Bagnaia dkk. Toh alat itu juga akan dilarang untuk tahun 2023.
Apalagi setelah Maverick Viñales tak bisa finis di Sachsenring karena malfungsi Perangkat Rear Ride Height. Dalam kasus Luca Marini, cacat pada perangkat start di Sepang, bahkan membuatnya tak bisa mengikuti balapan lebih dari 3 putaran.
Itu lah salah satu sebab, adik dari Valentino Rossi tersebut menentang habis-habisan perangkat yang memberikan kemudahan.
“Kami belum tentu membutuhkan perangkat itu. Saya tidak berpikir pertunjukan akan menjadi lebih baik dengan itu. Tetapi mereka adalah bagian dari perkembangan dan teknologi yang terus maju setiap tahun,” ujarnya.
“Dari sudut pandang saya, kami bisa memiliki balapan yang bagus tanpa barang-barang ini. Tapi itu bukan keputusan saya. Jika pabrikan dan Dorna menginginkannya seperti itu, maka tidak apa-apa,” katanya lagi.
Dari sudut pandangnya sendiri, wakil juara dunia Moto2 2020 itu tidak merahasiakan bagaimana MotoGP mudah untuk dikendarai. Terutama bila dibandingkan kelas motor menengah seperti Moto2 yang cukup sulit untuk dilakukan.
“Saya ingin motor yang lebih sulit dikendarai, tanpa semua itu. Karena dengan begitu para pembalap dapat membuat lebih banyak perbedaan,” katanya.
“Di kelas kecil seperti Supersport 300 atau Moto3, masalah terbesar adalah motornya terlalu mudah dikendarai. Sekarang MotoGP juga menuju ke arah ini. Motor ini sangat mudah dikendarai untuk semua orang, setiap pengendara lain akan memastikannya,” pungkasnya memberikan kesimpulan.
Hmm, segampang itu kah? Raider
BACA JUGA