
Maniakmotor – Bisa juara di seri pembuka Qatar, 4-6 Maret 2022 lalu dari tim satelit Ducati yang tidak terlalu diharapkan, pastinya juga jadi kejutan untuk Enea Bastianini sendiri.
Juga kejutan untuk seluruh orang, karena bahkan nggak ada yang mengharapkan Enea Bastianini bisa duduk di front row starting grid, apalagi ketika tahu motornya dengan GP21.
Tentunya banyak yang lebih mengharapkan joki – joki dengan GP22 seperti Bagnaia, ada di barisan depan.
Namun nyatanya, Bagnaia dan Jorge Martin bahkan tidak finish. Jack Miller mengalami masalah dengan teknologi baru khusus GP22-nya itu. Dan Johann Zarco harus puas finish di urutan ke-8.
Di satu sisi, Bastianini yang memegang motor GP21-nya itu tidak terlalu pusing dengan berbagai tuntutan ke mukanya. Namun tetap bisa kompetitif dengan mengejutkan dibandingkan yang lain.
Dengan jujur Bastianini mengaku, “saya tidak punya rencana besar masuk ke dalam musim ini. Dan ini jadi pengalaman pertama saya bisa balapan dari bagian depan,” tuturnya.

Start dari bagian terdepan, banyak yang diterapkan Bastianini dari musim 2021 lalu. “Yaitu, saya mencoba untuk terus menghemat ban untuk akhir balapan,” cerita Bastianini yang memang di akhir balapan sangat ngacir.
Nyatanya, menurut Bastianini hal ini jadi yang terpenting untuk posisi ke-1 kemarin. “Itulah yang saya latih sejak pindah ke atas MotoGP yang sangat berbeda dengan Moto2,” jelasnya.
Beda cerita saat di kelas Moto2, Bastianini mengaku lebih grasak – grusuk. “Saya telah banyak berubah. Sebelumnya saya sangat agresif dan sekarang saya mencoba sangat santuy,” tambah Bastianini dengan senyum santuy.
“Karena saat gugup, saya pikir ini bukan menjadi hal yang baik di olahraga ini. Terutama dalam sesi latihan bebas,” terang Bastianini yang mendapatkan posisi pertama di free practice ke-3.
Itu semua didapatkan dari lingkungan yang juga mendukungnya untuk terus santuy. “Seluruh tim memiliki sikap yang sama, saya sangat santai dan percaya diri ketika berbicara dengan mereka semua,” paparnya.
Tentunya semua ini juga berkat para pemimpinnya, termasuk Carlo Pernat yang paling sibuk di paddock. “Dia banyak memotivasi orang – orang di tim dan dia terus – menerus menekankan bahwa saya adalah yang tercepat,” puji pembalap Italia itu ke Pernat.
Lantas, tujuan dan impian pembalap Gresini yang sedang memimpin klasemen sementara di urutan pertama itu juga turut ditanyakan. Akankah all in untuk mengejar poin juara dunia atau sebaliknya.
Ternyata biasa saja, “berbeda dengan mereka yang memakai motor tahun 2022, pastinya banyak tekanan. Mungkin itu bisa berubah buat saya di masa depan, tapi saat ini saya tidak punya apa – apa,” tutup Bastianini dengan santuy.
Santuy aje! Raider
BACA JUGA
MotoGP: Johann Zarco Merasa Lebih Muda Dari Marc Marquez, Walau U-31! Dimananya?