
Maniakmotor – Makin jelas, bahwa Yamaha M1 di Misano harus dibawa dengan teknik bergulat. Bukan bergulat banting-bantingan, tapi ya bergulat menahan motor agar tidak jatuh sembari membetot gas sepenuhnya.
Itu diceritakan Fabio Quartararo usai finis ke-5 di GP San Marino, 4 September 2022 hari ini.
Walau naik 3 posisi dari start ke-8, Fabio Quartararo tak begitu senang karena ia mengincar kemenangan. Posisi yang bisa didapatkannya di Misano, pada tahun 2019 dengan motor satelit berusia 2 tahun di Petronas SIC Racing.
Karena itu, ia merasa sangat buruk. Bahkan frustasi saat tak bisa menyalip pembalap-pembalap di depannya pada balapan.
“Saya benar-benar berada di batas. Saya sedikit frustrasi sepanjang balapan karena saya memberikan 100 persen dan tidak bisa berjuang untuk tempat yang lebih baik,” kata Fabio Quartararo yang ditemui wartawan-wartawan asing.
“Sejujurnya kami juga tak begitu mengerti. Pastinya kami harus memeriksa apa yang menyebabkan hal ini pada akhirnya,” sambung Quartararo.
Padahal menurutnya, kecepatan yang ada di atas motor cukup baik. Mengingat doski membawa motor pada ujung 100 persen setiap saat.
Ia juga sedikit bangga dengan catatan waktu per putarannya yang konstan. Artinya, bukan enggak ada perlawanan, hanya terbatasi bergulat dengan motor.
“Itu lucu, saya merasa baik di atas motor. Saya tidak buruk, tapi ya batasnya hanya bisa berada di urutan ke-5,” ujar Fabio Quartararo.
“Bahkan ketika saya sangat dekat dengan Marini, saya tidak bisa menyalip dirinya,” cerita Fabio dengan wajah terheran-heran.
Kendati demikian, bukan berarti Quartararo takut akan motor-motor Italia, khususnya Ducati.
“Kami konsisten, tidak berada terlalu jauh di belakang pemenang. Tentu tidak bisa bangga karena hanya ke-5, namun skenario lain mungkin bisa terjadi bila motor kami lebih kencang di salah satu sisi,” pungkasnya.
Raider
BACA JUGA
Begini Review Yamaha R15 VVA di Sentul International Circuit Pada Gelaran YSR Seri 2!