Dominasi Kelas WSSP, Dominique Aegerter akan Tetap Balap di Kelas Itu Pada 2023?

Maniakmotor – Saat ini pembalap asal Swiss Dominique Aegerter sedang mendominasi di kejuaraan balapmotor produksi massal menengah WSS, sembari mengejar titel di kejuaraan motor listrik MotoE namun, rencananya untuk naik kelas menuju kelas WSBK untuk 2023 terancam gagal.

Dominique Aegerter hengkang dari kejuaraan dunia Moto2 pada tahun 2019, waktu itu doi mengatakan tidak ingin lagi membayar 500ribu Euro untuk dapat balap bersama tim balap miskin seperti mantan timnya, Forward.

Setelah itu  Aegerter langsung mencoba keberuntungannya di kejuaraan motor listrik yang di selenggarakan Dorna yakni MotoE bersama Dynavolt Intact MotoE team pada tahun 2020, doi juga kadang sembari ngegas Moto2 milik tim yang menyewa jasanya jika pembalap utamanya sedang absen seperti oleh tim NTS RW Racing Team pada seri Spielberd dimana doi finish pada posisi ke-12.

Pembalap berumur 31 tahun itu telah mendapatkan prestasi yang cukup harum pada 2 tahun terakhir balapan di kejuaraan MotoE, dengan finish di peringkat ke-3 klasemen pada tahun 2020, dan ke-2 pada tahun 2021.

Seharusnya tahun ini menjadi tahun terakhirnya balapan di kelas MotoE, jadi sudah seharusnya Aegerter mendapatkan gelar juara dunia motor listrik 2022 setelah 2x gagal sebelumnya.

Sementara di kejuaraan dunia supersport, prestasinya juga jauh lebih kinclong, juara dunia supersport pada 2021, dan pada tahun ini doi sudah menjuarai semua seri balapan WSS, kecuali pada seri pertama dimana doi finish ke-2.

Target pembalap asal negara yang memiliki pegunungan indah itu jelas, yaitu untuk naik kelas ke kejuaraan 1000cc WSBK, tempat yang lebih bergengsi dimana para pembalap-pembalap senior yang seumuran dengannya bersaing.

Doi mengatakan tertarik dengan naik ke WSBK dengan tim GYTR-GTR-Yamaha Racing dari jepang, namun sayangnya Aegerter yang kini sudah 16.5 tahun berkecimplung di dunia balapan dan berumur 31 tahun itu rupanya tidak sesuai dengan kriteria tim tersebut yang mencari pembalap muda potensial.

Sedangkan dengan timnya saat ini yang merupakan mantan tim Galang Hendra juga, Ten Kate Yamaha Team tidak mungkin secara finansial untuk menyediakannya motor R1 yang berarti menurut Aegerter akan membutuhkan biaya 2 juta euro lagi.

“Saya akan lanjut balapan di kelas Supersport jika tidak mendapat tim kompetitif di WSBK, kita sudah berbicara kepada beberapa tim, GYTR-GTR masih ada beberapa slot, Bonovo-BMW juga, sedangkan Kawasaki belum membuat keputusan dengan pembalapnya saat ini,” ujar Dominique Aegerter mengenai pilihannya.

Doi juga menyebut targetnya saat ini adalah untuk dapat penghasilan dari balapan yang di ikuti dan tidak akan membayar tim untuk dapat balap seperti yang dia lakukan dulu bersama tim Moto2 Forward GP.

“Bagaimanapun juga, saya tidak akan membayar untuk dapat balap di WSBK, tidak sama sekali. Di kejuaraan world supersportpun jika anda tidak juara dunia, anda tidak akan mendapatkan uang sepeserpun, bahkan jika anda finish pada peringkat ke-3 atau ke-4 klasemen. Tetapi saya harus mendapatkan penghasilan, saya harus menggaji kakak saya Kevin , yang bekerja full time sebagai manajer pribadi saya,dan saya harus membayar tagihan latihan pribadi yang saya lakukan,” kata Dominique Aegerter.

BONE
BACA JUGA

Squad Yamaha Bisa ke-2 di Uji Coba Suzukja 8 Hours Endurance! Ungguli Skuadnya Rea, Ditinggal Iker Lecuona

MotoGP, Ngukur baju balap baru, Casey Stoner akan balap lagi?