Ducati Gacor Karena Faktor Motor atau Pembalap? Francesco Bagnaia Buka Kartu

Maniakmotor – Pengamat dan penggemar Kejuaraan Dunia MotoGP terus menanyakan pertanyaan yang sama ke Ducati yang lagi gacor. Apalagi masuk ke era inovasi aerodinamis, elektronik, dan macam-macam perangkat lainnya. Yakni, apakah itu pengemudi atau motornya?
Itulah yang dijelaskan secara gamblang oleh Francesco Bagnaia. Pasalnya, di tangan Francesco Bagnaia yang akrab dipanggil ‘Pecco’ itu, Ducati merebut juara dunia kedua yang ditunggu-tunggu untuk pertama kalinya dalam 15 tahun.
Tapi gelar itu bukan satu-satunya alasan mengapa Desmosedici dianggap sebagai motor referensi mutlak di kelas MotoGP  pada musim 2022. Pasalnya catatan di atas kertas bicara sendiri dengan 17 kemenangan, 32 podium, dan 16 pole position.
Dan itu tidak sepenuhnya diperoleh oleh Francesco Bagnaia saja, namun juga joki Ducati lainnya. Karena itu berkali-kali dibahas apakah pengemudi atau lebih tepatnya sepeda motor yang membuat perbedaan. Dan dalam rasio apa?

“Jelas bahwa motor membuat perbedaan besar. Karena motor sekarang sangat kompetitif. Sehingga matematika telah berubah mengingat seberapa banyak Anda menggunakan kontrol traksi dan elektronik,” aku Bagnaia.

Tapi untuk Bagnaia, tidak sepenuhnya kemenangan berasal dari motor. Apalagi mereka juga harus mengontrol apa yang terjadi di atas motor dengan cakap.

Francesco Bagnaia tak menyesal memakai nomor start 1, bahkan senang

“Saya percaya bahwa pembalap dapat membuat perbedaan yang sangat besar dalam hal mengejar waktu, keausan ban, atau pengereman. Pengendara membuat perbedaan pada motornya,” ucap pembalap pabrikan Ducati itu.

“Itu menjadi sangat jelas ketika Anda melihat hasil dari beberapa tahun terakhir, Marc Márquez adalah satu-satunya yang menang atas Honda. Casey Stoner adalah satu-satunya yang bisa menang di Ducati. Vale berada di garis depan di setiap era karirnya, meski Yamaha tidak sekompetitif itu,” tutur murid Rossi itu juga kepada mentornya.

Kembali ke masa kini, menurutnya hal yang sama juga kerap terjadi hingga kini. Apalagi melihat berbagai hal yang terjadi pada performanya.

“Saya selalu berada di puncak selama beberapa tahun terakhir, sebagai runner-up Piala Dunia dan pemenang Piala Dunia. Pengemudi membuat perbedaan, bahkan sekarang. Tapi saya tidak bisa mengatakan berapa persepuluhnya,” ujarnya.

“Saya pikir performa pembalap paling terlihat di ‘time attack’ dan juga di balapan karena manajemen ban. Anda harus sangat pintar dan mengemudi dengan sangat lembut. Itulah mengapa saya percaya: Anda bisa mengetahui level pembalap dengan mengejar waktu dan setelah 15 lap dalam balapan,” pungkas Bagnaia.

Raider 

BACA JUGA

Enggak ada Abisnya, Dani Pedrosa akan Kembali Balapan di 2023