Maniakmotor – Maksud MotoGP zaman baheula alias zaman dulu, cenderung bermaksud di zaman peralihan 2 tak ke 4 tak. Yap era kejayaan Valentino Rossi, Casey Stoner, Jorge Lorenzo, hingga Dani Pedrosa dan Casey Stoner.
Sementara MotoGP modern, ya dengan kemunculan Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo, atau yang paling senior di era joki modern, Marc Marquez. Aleix Espargaro atau Andrea Dovizioso udah enggak termasuk ya bro, karena mereka berdua datang di tahun 2007-2009 an, masih di zaman peralihan.
Oke, kita masuk ke pertanyaan kunci. Lebih seru mana, MotoGP zaman baheula atau MotoGP modern? Kalau menurut bos Yamaha MotoGP, Lin Jarvis yang ada di paddock Garpu Tala sejak zaman keemasan Rossi, masing-masing zaman ada kelebihan dan kekurangannya sendiri.
“Saya selalu sangat berhati-hati dalam membandingkan pembalap dari era lain. Saya ingat dulu ada yang disebut empat alien (Rossi, Stoner, Lorenzo dan Pedrosa, red) di level yang berbeda dari yang lain, mereka memenangkan segalanya di antara mereka,” ujarnya.
“Tapi hari ini tidak lagi demikian. Sekarang mungkin ada 8 hingga 10 pembalap yang memainkan permainan ini secara teratur, dan sekarang Anda melihat banyak pemenang balapan yang berbeda. Saya pikir itu karena performa semua motor menjadi jauh lebih miripu,” sambungnya.
Well, argumennya ini juga didukung pernyataan Francesco Bagnaia yang paling baru. Di MotoGP era terbaru, alias 2023 akan ada joki-joki Italia emas yang baru pula.
“Dalam balapan, semua orang akan memikirkan dirinya sendiri dan musim ini pertarungan terbaik adalah dengan Ena. Tapi ada juga orang Italia kuat lainnya,” kata Bagnaia.
Siapakah mereka? “Orang itu adalah Marco Bezzecchi, Luca Marini, hingga Franco Morbidelli. Mereka bisa menang dan itu yang mengingatkan saya pada periode Valentino Rossi, Francesco Bagnaia, Loris Capirossi, serta Marco Melandri. Kami berlima tumbuh bersama dan akan menyenangkan untuk saling bertarung,” pungkas Bagnaia.
