Pasca MotoGP Jepang 2018: Marquez Di Era Emas Umur 25 Tahun, Juara Ke-5 Kali Kelas Puncak

93 Marquez Juara Jepang 2018

ManiakMotor – Dari caranya berolahraga, penguasan berbagai jenis balapan, skill dan disiplin, Marc Marquez layak jagoan MotoGP modern. Komplit modalnya untuk juara di Jepang dan akhirnya juara dunia MotoGP 2018 saat masih tersisa tiga seri lagi. Sekaligus mengukuhkan juara ke-5 kali di MotoGP dan 7 kali pada semua kelas. Mantap bro!

93 Marquez Juara Jepang 2018-1a
Sudah level 7. Macam main game aja. Dua lagi setara Valentino Rossi

Contoh kecil menyusun setelan motor di setiap sirkuit, nggak ada joki di MotoGP saat ini punya talenta dan nyali seperti Marquez. Jajaran mekaniknya mengaku sangat mudah menyetel motor, karena Marquez mengajak motornya selalu sampai limit, “Bahkan mekanik kencanduan melihat telemetri. Seperti kurang percaya apa yang diperlihatkan telemetri dalam keadaan motor belum sempurna set-upnya bisa cepat,” ujar manajer teknis HRC Takeo Yokoyama.

Paling utama lagi umur 25 tahun. Inilah umur dalam ilmu medis semua organ tubuh macam jantung, paru, dan sebagainya mencapai kerja 100 persen. Setelah umur itu fungsinya menurun sesuai penyakit penuaan. Makanya setiap seri sepanjang 2018 ini doski segar terus. Belum lagi ditambah disiplinnya.

Makin sulit dilawan dari segi fisik untuk mempertahankan keterampilannya. Marquez  mengaku tidak membayangkan akan juara dunia berkali-kali di MotoGP, “Setiap musim itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Tetapi saya memang hidup dalam mimpi. Jadi seorang pembalap MotoGP adalah satu hal, hal lain setiap tahun memperjuangkan gelar,” kata Marquez seperti dilansir dari Crashnet. Hanya pernyataannya itu yang dilansir. Selebihnya tulisan analisa sendiri dari berbagai referensi.

Marquez layak mendapatkannya

Marquez juga mengingatkan, walau pembalap yang sangat berbakat dan juara sejak kelas pembibitan, akan berbeda di MotoGP. Katanya, di MotoGP semua pembalap terbaik dari berbagai negara dan benua, “Apalagi saat ini ada 19 seri setahun, sangat sulit untuk menemukan kondisi terbaik setiap seri,” tambah Marquez yang sudah membalap sejak umur  4 tahun.

Jatuh berulang setiap seri saat latihan bebas, tapi jarang cidera serius. Sebab, Marquez menciptakan jurus sendiri. Jatuh harus dengan low side atau hanya kehilangan grip roda depan. Jatuh model begitu hanya membuat pembalapnya meluncur di aspal atau gravel. Beda dengan jatuh high side akibat grip belakang pembalapnya dilempar ke udara.

Low side pun Marquez memiliki teknik mengatasinya dengan dengkul dan siku yang kadang gagal jatuh. Hebatnya usai jatuh dia sudah tahu ukuran atau limit menikung ketika race. Maksudnya, semua batas simulasi balapan untuk lomba sudah diukurnya ketika sesi latihan, “Untuk menikung ini Alpine Star sudah menciptakan jahitan bagian sliding pad pada siku dan dengkul yang kuat. Bagian itu untuk menopang untuk memulihkan motor hampir jatuh,” cerita Marquez yang mengalami cidera bahu ketika bersalaman dengan Scott Redding merayakan kemenangan di Jepang.

Marquez juga membawa teknik baru yang saat ini dipakai semua pembalap di seluruh dunia. Itu loh elbow down dan gelantungan. Menikung dengan feeling siku jadi roda ketiga untuk selain dengkul. Gelantungan untuk segera menegakan motor agar bisa diberi power besar walau area menikung belum selesai. Tinggal badan yang mengimbangi agar tetap pada jalur.

Selamat buat Marquez. Miolo

BACA JUGA

Jelang MotoGP Jepang 2018: Otot Marquez Mirip Ronaldo, Pantas RC213V Dilipat-Lipat

 

 

BAGIKAN