
Maniakmotor – Sebelumnya Fabio Quartararo, kini joki paling senior berusia 36 tahun yang mengeluhkan performa ‘loyo’ Yamaha M1 ketika dibawa betarung dalam sebuah grup ketika balapan.
Itu dirasakan Cal Crutchlow pada race MotoGP Malaysia, 23 Oktober 2022 ketika doski berhasil finis di posisi ke-12 usai bertarung pol-polan pada perlombaan tersebut.
Saking mati-matiannya, Crutchlow sebut ‘gila’ atas apa yang ia rasakan membawa Yamaha M1 di dalam sebuah grup pada balapan.
Itu bukan sekedar fight alias bertarung dan kalkulasi racing line. Kalau bawa Yamaha M1 harus lebih multitasking dari seorang pembalap. Banyak yang harus dipikirkan untuk tetap bisa berkendara hingga garis finis, itu kalau enggak mau crash seperti Darryn Binder.
“Tentu saja menghibur untuk bertarung dalam sebuah grup yang ramai, tapi benar-benar gila,” ujar Crutchlow.
“Saya tidak tahu berapa banyak winglet yang hilang di grup kami. Itu adalah pertempuran epik hingga sepuluh pilot. Itu benar-benar gila, tetapi juga sangat menyenangkan. Kamera seharusnya lebih sering mengarah pada kami,” sambung Cal.
Tapi anda perlu tahu bahwa itu bukan sekedar menyalip dan mempertahankan posisi. Setidaknya untuk kami para pembalap Yamaha yang selalu tertinggal di trek lurus bila salah di tikungan.
“Masalahnya kami pebalap Yamaha hanya bisa melaju kencang saja bukan spesialis bertarung. Saat Anda berada di depan sebuah grup dan berlari dengan jelas, relatif mudah untuk mengejar dan mengejar grup berikutnya di depan,” tutur Crutchlow.
“Tetapi jika Anda berada di belakang pengemudi lain dan harus mengerem sebelum menikung, Anda terjebak. Saya salut dengan Fabio Quartararo karena ia membalap sendirian di sebagian besar balapan dan bertarung dengan pembalap yang kuat,” tegas Crutchlow yang juga sudah merasakannya di Malaysia kemarin.
Di sana ia melawan joki-joki dengan nama besar seperti Maverick Vinales, Luca Marini, Zarco, Pol Espargaro, dan sebagainya.
Tentu saja manis dan pahit balapan membawa Yamaha M1 makin terasa untuk joki yang paling senior di MotoGP saat ini itu.
“Di slipstream yang lain, tekanan di ban depan saya meningkat begitu banyak di lap kedua sehingga saya berpikir: Ini akan menjadi balapan yang panjang,” kata Crutchlow.
“Satu-satunya cara untuk menurunkan tekanan ban adalah dengan tidak slipstream, tapi kemudian Anda tertinggal dengan Yamaha. Jadi saya tidak punya pilihan selain mengatur ban depan sampai akhir. Dan itu sangat, sangat sulit dalam sebuah grup,” pungkasnya.
Raider
BACA JUGA
Yamaha E01 Sudah Diuji Coba Maniakmotor.com, Bro dan Sister Juga Sudah Bisa Daftar!